Minggu, 13 Maret 2016

Mainan Anak Medan Sangat Menjanjikan

Medan. Dunia anak sangat membahagiakan, masa yang penuh imajinasi, mengembangkan imajinasi dan mental anak dapat dilakukan melalui permainan, saat ini bisnis mainan anak bukan hanya setiap tahun menjelang lebaran saja, para pagang baik yang berasal dari Medan maupun luar daerah sibuk untuk berburu beraneka jenis mainan anak-anak. Kondisi ini mendongkrak order grosiran mainan anak-anak seperti pistol, pedang, hingga handphone mainan.

Seperti penelusuran di beberapa titik grosir penjual mainan di Kota Medan, seperti di Jalan Palangkaraya, Jalan Bawean, Jalan Bandung dan Pasar Sambu. Di lokasi tersebut, pemilik toko dan karyawannya terlihat kerepotan melayani ramainya para pembeli yang berdatangan silih berganti.

Seperti di toko Padma Toys, di Jalan Bawean Medan, terlihat sejumlah pembeli sibuk mencari dan menerka-nerka jenis mainan mana yang bakalan laku di pasaran ketika dijual kembali. "Mayoritas yang dibeli pistol mainan, sebab, sudah identik dengan mainan anak-anak di saat Lebaran tiba," Kata Saleh, pemilik toko tersebut kepada MedanBisnis, Rabu (31/7).

Tak tanggung-tanggung, pendapatan per hari Saleh menjelang datangnya hari Lebaran meningkat hingga Rp20 juta. Padahal di hari biasa, pendapatannya hanya sekitar Rp3 juta per hari. Lebih lanjut dijelaskannya, pemebeli asal Aceh mendominasi orderan.

Hal serupa juga dikatakan pemilik Toko Abadi di Jalan Palangkaraya, Medan. Penjualan mainan di tokonya saat ini sudah jauh mengalami penurunan dibandingkan ketika masih jaya-jayanya pistol-pistolan sebagai mainan anak-anak saat Lebaran tiba. "Sekarang tidak seperti dulu, jauh lebih sepi. Apalagi setelah banyak grosir mainan yang buka di Jalan Bawean. Padahal dulu pembeli lebih memilih belanja di kawasan Palangkaraya ini," kata Abadi, pemilik toko tersebut.
Seorang pedagang eceran asal Perlak Aceh, Adi, mengaku, memang setiap tahunnya selalu datang ke Medan untuk belanja di Medan. "Memang sudah tiap tahun saya kemari, soalnya di Aceh peminat mainan sangat tinggi," ungkapnya.

Lain halnya dengan Ibu Nur, pembeli asal Duri, Pekanbaru. Di tahun ini untuk mendidik anaknya dalam dunia dagang, ia pun turut membeli mainan ke Medan untuk kemudian dijual kembali di kampung halamannya. Tetapi dikarenakan kali ini merupakan perdana baginya ia tidak membeli dalam jumlah yang besar.

Impor Turun
Sementara itu, impor mainan anak-anak (toys) impor Sumatera Utara (Sumut) melalui terminal peti kemas BICT turun sekitar 39,45%.
"Selama Januari-Juni 2013, impor mainan anak-anak sebanyak 531 ton. Jumlah ini turun sekitar 39,45 persen dibandingkan periode serupa 2012 yang jumlahnya 877 ton," kata Asisten Manajer Hukum dan Humas Pelindo I BICT Tengku Irfansyah, didampingi stafnya Pamela Br Tampubolon kepada MedanBisnis, Rabu (31/7).

Berdasarkan data, papar Irfansyah, aktivitas impor mainan anak-anak (toys) Sumut yang dibongkar melalui terminal peti kemas BICT berfluktuasi. "Selama tahun 2012 aktivitas impor toys Sumut melalui terminal peti kemas BICT tercatat sebanyak 1.616 ton atau melonjak hingga 117,86 persen. Namun,sebelumnya, turun sekitar 47,92 persen dari 1.419 ton pada tahun 2010 menjadi 739 ton," terangnya.